Share |
27 tahun sudah sastra mengembara dalam kehidupan ini, boleh dibilang fana, namun lebih bijaknya sastra sebut indah. dalam 27 tahun setelah terlahir dari rahim Ibu saya tercinta, 18 tahun lebih, saya habiskan untuk jalan-jalan di Sawah.
Iya, hanya jalan-jalan di Sawah, Tegalan areal Tabanan - Bali. Kampung halaman sastra tepatnya di Desa Penganggahan, sangat asri dengan terasering sawah nya nan indah. Setiap hari mengantar Ayah Ibu memacul disawah, menuai bibit dan menanamnya.
Suatu hari hujan sangat deras datang, yang mengakibatkan tanah sawah terasering kami yang mungil itu...longsor.
Mengecillah lahan sawah kami, kian hari sastra semakin merasa sedih dan duka. Namun, sastra remaja, tidak mau menyerah begitu saja. Memulai belajar tentang kepariwisataan, training disemua usaha bidang jasa wisatawan, dan akhirnya memandu wisata hingga detik surat ini tertulis.
Setiap hari, berkeliling Bali bahkan Jawa memandu wisatawan lokal maupun asing dari berbagai belahan dunia, kecuali orang 'eskimo'..heheee
Begitu indah pematang sawah,
begitu riuh gemercik air persawahan yang tertata apik dengan sistem aliran irigasi air SUBAK BALI-nya.
hari demi hari, semakin banyak bangunan disisi jalan persawahan tersebut, hingga kini, sudah semakin sulit terlihat dari sisi jalan.
Hingga akhirnya seringkali, sastra permisi kepada pemilik hotel,restaurant dan pemilik rumah untuk melewati kediaman mereka hanya untuk mengantar tamu melihat pemandangan dari dalam kediaman pribadi mereka tadi.
agak sungkan, terpaksa !
yah, bagaimana lagi..
Namun ada beberapa penduduk Bali dan atau pengusaha,yang masih sangat menjaga aliran air irigasi SUBAK BALI tersebut.
Dengan membiarkannya mengalir melewati jalur-jalur rumah/kediaman mereka ..sampai jauh..
Bali sangat ditopang perekonomiannya oleh pertanian (yang menghasilkan pemandangan nan indah), oleh sebab itu, wisatawan dapat melepas dahaga ditengah ke-KUNO-an itu.
Adakah tindakan yang lebih arif lagi dalam tetap menjaga AJEG-nya budaya SUBAK BALI kita? irigasi Air yang tertata sempurna, hingga dapat membagikan air secara ADIL MERATA kepada kita,
'tanpa kita sadari..'
Salam SUBAK !
27 tahun sudah sastra mengembara dalam kehidupan ini, boleh dibilang fana, namun lebih bijaknya sastra sebut indah. dalam 27 tahun setelah terlahir dari rahim Ibu saya tercinta, 18 tahun lebih, saya habiskan untuk jalan-jalan di Sawah.
Iya, hanya jalan-jalan di Sawah, Tegalan areal Tabanan - Bali. Kampung halaman sastra tepatnya di Desa Penganggahan, sangat asri dengan terasering sawah nya nan indah. Setiap hari mengantar Ayah Ibu memacul disawah, menuai bibit dan menanamnya.
Suatu hari hujan sangat deras datang, yang mengakibatkan tanah sawah terasering kami yang mungil itu...longsor.
Mengecillah lahan sawah kami, kian hari sastra semakin merasa sedih dan duka. Namun, sastra remaja, tidak mau menyerah begitu saja. Memulai belajar tentang kepariwisataan, training disemua usaha bidang jasa wisatawan, dan akhirnya memandu wisata hingga detik surat ini tertulis.
Setiap hari, berkeliling Bali bahkan Jawa memandu wisatawan lokal maupun asing dari berbagai belahan dunia, kecuali orang 'eskimo'..heheee
Begitu indah pematang sawah,
begitu riuh gemercik air persawahan yang tertata apik dengan sistem aliran irigasi air SUBAK BALI-nya.
hari demi hari, semakin banyak bangunan disisi jalan persawahan tersebut, hingga kini, sudah semakin sulit terlihat dari sisi jalan.
Hingga akhirnya seringkali, sastra permisi kepada pemilik hotel,restaurant dan pemilik rumah untuk melewati kediaman mereka hanya untuk mengantar tamu melihat pemandangan dari dalam kediaman pribadi mereka tadi.
agak sungkan, terpaksa !
yah, bagaimana lagi..
Namun ada beberapa penduduk Bali dan atau pengusaha,yang masih sangat menjaga aliran air irigasi SUBAK BALI tersebut.
Dengan membiarkannya mengalir melewati jalur-jalur rumah/kediaman mereka ..sampai jauh..
Bali sangat ditopang perekonomiannya oleh pertanian (yang menghasilkan pemandangan nan indah), oleh sebab itu, wisatawan dapat melepas dahaga ditengah ke-KUNO-an itu.
Adakah tindakan yang lebih arif lagi dalam tetap menjaga AJEG-nya budaya SUBAK BALI kita? irigasi Air yang tertata sempurna, hingga dapat membagikan air secara ADIL MERATA kepada kita,
'tanpa kita sadari..'
Salam SUBAK !
No comments:
Post a Comment
"suka tanpawali duka"
(kebahagiaan abadi)