Hai Kawan,
Apa kabar kalian sore ini ? ingin rasanya curhat tentang apa yang kulihat, begitu pedih saat menghampiri seorang kakek tua renta yang hingga senja masih mencangkul sawah padinya dengan gigih. "kak nu nuduk in somi buin bedik" (kakek masih ngambilin/bersihin batang-batang padi yang telah terpanen lagi sedikit), begitu sang kakek menyapa ku.
Berlokasi di areal persawahan pinggiran kota Denpasar yang kini mulai dilirik para calon investor, baik domestik maupun dari luar negeri. Sungguh terharu melihat kegigihan sang kakek tadi. Terbesit dibenakku, apa jadinya kampung Bali ku tercinta, jika semua sawah padi ini menjadi beton ? apa jadinya seluruh daerah aliran sungai ditutupi sampah rumah tangga dan industri yang hanya simpati pada uang sakunya sendiri ?
Mungkin kawan-kawan dapat menyampaikannya lewat comment via blog ini ?
Aku tunggu yaa.., karena Subak Bali kita sangat menantikan saat-saat ini, saat dimana para pemuda-pemudinya bangkit untuk mapan pangan dan sandang. Terima kasih.
Share |
No comments:
Post a Comment
"suka tanpawali duka"
(kebahagiaan abadi)